Sabtu, 17 Juli 2010

dari mana datangnya derita???????

“tidak ada seorang pun itu menderita atas izin dari-Nya”

Didunia ini banyak orang yang merasa menderita, keluhan demi keluhan di tumpahkan atas derita yang dialaminya. Bahkan mungkin saat ini orang berfikir, adakah didunia ini orang yang tidak menderita.? ”rasanya mustahil.

Bagaimana tidak, apa lagi dizaman modern yang serba hedonis ini hidup makin lama makin sulit. Jangankan mencari yang halal, yang haram aja susah dicari. Begitu katanya. Coba saja kita survei kecil-kecilan, ketika makan siang dikantor, cobalah mengobrol dengan beberapa teman dikantor satu rekan untuk untuk membicarakan masalah kantor. Jika bahasan menuju kepada bahasan, terutama masalah kesejahteraan, muncul lah berbagai uneg-uneg, mereka menyatakan diri dengan menderita. Tidak hamya karyawan bagian bawah yang suka menyabutkan dirinya sebagai kroco” didalam perusahaan, tapi para manager atas pun merasa demikian. Semua merasa gajinya kecil, tapi kebutuhannya banyak, ada yang merasakan gajinya kecil, tapi pekerjaannya ga henti-hentinya diberikan oleh atasannya, seloroh mereka, “little-little to me, little-little to me, salary not up-up (sedikit2 kesaya sedikit2 kessaya, gaji nggak naek-naek)”, ia merasa bahwa perusahaannya telah memeras tenaganya. mreka berfikir bahwa semuanya tidak seimbang dengan gaji yang diterimanya.

Terlebih lagi ketika krisis ekonomi menderita, harga-harga tak terjangkau, barang2 sulit didapat. Kalau lah ada pasti harganya mahal, lalu mereka menyebut zaman tempat mereka hidup adalah zaman susah, zaman edan, padahal, syair ronggo warsito dalam bukunya serat kalutidha beberapa ratus tahun lalu juga telah menyebutkan waktu itu adalah zaman edan juga dengan ciri-ciri tak jauh brebeda dengan zaman sekarang “yen oro edan ora kebagian.” Kalau ga ikut gila ga bakalan kebagian. Waktu itu pun mereka sudah merasa hidupnya menderita . jadi, zaman edan pun tidak monopoli abad 21 sekarang ini.

Cobalah untuk berfikir positif dengan semua kehidupan ini, cobaan demi cobaan pasti diterima oleh setiap manusia, karena manusia hidup pasti diberikan cobaan dan jika tidak ingin menerimanya itu bukanlah yang dinamakan dengan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar